Senin, 09 April 2012

Bahasa Aram

Bahasa Aram adalah Bahasa Semit dengan sejarah selama 3.000 Tahun. Bahasa ini pernah menjadi bahasa pemerintahan berbagai kekaisaran serta bahasa untuk upacara keagamaan. Bahasa Aram adalah bahasa asli sebagian besar Kitab Daniel dan Ezra dalam kitab suci, dan merupakan bahasa utama Talmud. Bahasa ini juga merupakan bahasa ibu atau bahasa tutur Yeshua Sang Mesias (Yesus Kristus). Bahasa Aram Modern kini dituturkan sebagai bahasa utama bagi banyak komunitas yang terpencar, terutama oleh Bangsa Assyria dan Khaldea. Bahasa ini dianggap sebagai bahasa yang terancam punah.

Bahasa Aram tergolong dalam Rumpun Bahasa Afro-Asia yang terdiri dari berbagai bahasa. Bahasa ini merupakan bagian dalam Subfamili Semit. Bahasa Aram adalah bagian dari Grup Bahasa Semit Barat Laut, yang juga termasuk Bahasa Kanaan (seperti Bahasa Ibrani). Bahasa Aram juga berhubungan dengan Bahasa Arab, menjadi bagian dari Bahasa Semit Tengah; kemungkinan besar, Aksara Arab berasal dari Aksara Aram Nabatea.

Persebaran Geografis
Selama abad ke-12 SM, Bangsa Aram, penutur Bahasa Aram, mulai menetap dalam jumlah besar di Suriah, Irak dan Turki timur. Dengan Bahasa Aram berkembang menjadi penting, maka bahasa tersebut mulai dituturkan di kawasan pantai Levant di Laut Tengah, dan menyebar ke timur Tigris. Penetap Yahudi membawa bahasa ini ke Afrika Utara dan Eropa, sedangkan para Misionaris Kristen membawa bahasa ini ke Persia, India, dan bahkan Tiongkok. Sejak abad ke-7, Bahasa Aram digantikan oleh Bahasa Arab sebagai lingua franca Timur Tengah. Meskipun digantikan, Bahasa Aram tetap dituturkan sebagai bahasa sastra dan agama Orang Yahudi, Manda dan beberapa Orang Kristen. Bahasa ini masih dituturkan oleh komunitas kecil yang terisolasi di seluruh kawasan pengaruh awal. Perubahan pada dua abad yang lalu menunjukan penutur bahasa pertama dan Aram terpecah di seluruh dunia.

Bahasa dan Dialek Aram
Awalnya, Bahasa Aram adalah bahasa yang tunggal. Akan tetapi, Bahasa Aram dapat dianggap sebagai sekumpulan bahasa yang berhubungan, dan bukan bahasa monolit tunggal, karena sejarah panjang Bahasa Aram dan kesusasteraan yang meluas, serta penggunaannya oleh berbagai komunitas religius, menjadi faktor-faktor yang menyebabkan diversifikasi bahasa ini. Beberapa Dialek Aram dapat saling dipahami, sementara yang lain tidak. Beberapa Bahasa Aram dikenali dengan nama yang berbeda; contohnya, bahasa Suryani khususnya digunakan untuk mendeskripsikan Bahasa Aram Timur yang dituturkan oleh Komunitas Kristen. Kebanyakan dialek dapat dideskripsikan sebagai "Timur" atau "Barat", dengan Sungai Efrat sebagai garis pemisah, atau sedikit ke barat. Pembagian ini juga membantu pemahaman antara Bahasa-bahasa Aram, yang terbagi menjadi:
  • Bahasa-bahasa modern (sering disebut Neo-Aram);
  • Bahasa-bahasa yang masih digunakan sebagai bahasa kesusasteraan
  • Bahasa-bahasa yang sudah punah dan hanya menarik minat para cendekiawan.
Walaupun terdapat beberapa pengecualian dalam pembahagian ini, klasifikasi ini memberikan periode "Modern", "Pertengahan", dan "Lama", bersama dengan kawasan "Timur" dan "Barat", untuk membedakan berbagai Bahasa dan Dialek Aram.

Sistem penulisan
Buku abad ke-11 yang menggunakan Serto Suryani.
Aksara Aram terawal berdasarkan dari Aksara Fenisia. Dengan berjalannya waktu, Aksara Aram terus mengembangkan gaya "kotak"-nya. Bangsa Israel Kuno dan Bangsa Kanaan lainnya, menggunakan aksara ini untuk penulisan bahasa mereka sendiri, dan oleh sebab itu, aksara ini kini lebih dikenal sebagai Aksara Ibrani. Abjad ini merupakan sistem penulisan Kitab Suci Aram dan karya Yahudi lainnya dalam Aksara Aram.

Sistem penulisan utama lainnya yang digunakan untuk Bahasa Aram dikembangkan oleh Komunitas Kristen, dan merupakan sistem "tulisan sambung" yang dikenal sebagai Aksara Suryani (salah satu jenis Aksara Suryani adalah "Serto" yang ditampilkan pada gambar di atas).

Bentuk Alfabet Aram yang banyak diubah adalah Aksara Manda, yang digunakan oleh Bangsa Manda.

Sebagai tambahan untuk sistem penulisan tersebut, beberapa bentuk Alfabet Aram digunakan pada zaman kuno oleh beberapa grup: Aksara Nabatea di Petra, Aksara Palmyrene di Palmyra. Pada era modern, Turoyo kadang-kadang ditulis dalam Aksara Latin yang disesuaikan.

Sejarah
Berikut merupakan sejarah Bahasa Aram.

*) Sejarah bahasa ini terbagi menjadi tiga periode:

1. Aram Kuno (1100 SM–200), termasuk: 
  • Kitab Suci Aram.
  • Bahasa Aram Yeshua (Yesus Kristus).
2. Aram Pertengahan (200–1200), termasuk: 
  • Bahasa Suryani.
  • Aram Talmud, Targumim, dan Midrashim.
3. Aram Modern (1200-sekarang), termasuk: 
  • Berbagai Bahasa Aram lainnya.
*) klasifikasi ini didasarkan dari klasifikasi yang digunakan oleh Klaus Beyer.


Bahasa Aram Kuno
Bahasa Aram Kuno meliputi lebih dari tiga belas abad sejarah bahasa ini. Jarak antar masa yang besar ini dipilih karena terdapat seluruh Bahasa Aram yang kini telah punah. Titik balik utama Bahasa Aram Kuno adalah sekitar Tahun 500 SM, ketika Aram Purba (Bahasa Aram) berubah menjadi Aram Imperial (bahasa dari kekaisaran yang kuat). Berbagai dialek yang diucapkan dalam Bahasa Aram Kuno menjadi nyata ketika Bahasa Yunani menggantikan Bahasa Aram sebagai bahasa kekuasaan di wilayah tersebut.

ARAM PURBA
Terdapat inskripsi yang membuktikan penggunaan awal bahasa ini, bertanggal dari abad ke-10 SM. Inskripsi tersebut kebanyakan merupakan dokumen diplomatik antara Negara-kota Aram. Ortografi Aram pada periode awal ini terlihat berdasarkan pada Aksara Fenisia, dan terdapat kesatuan dalam penulisan bahasa. Terlihat bahwa suatu ortografi lebih dikemas, disesuaikan pada kebutuhan bahasa ini, dimulainya perkembangan dari wilayah timur Aram. Anehnya, dominasi Kekaisaran Assyria dibawah Tiglath-Pileser III terhadap Aram pada pertengahan abad ke-8 menyebabkan dijadikannya Bahasa Aram sebagai lingua franca.

ARAM PURBA AKHIR
Batang perak dari Bar-Rakib,
putra Panammu, raja Sam'al
(Zincirli modern)
Dari 700 SM, bahasa ini mulai menyebar ke seluruh arah, tetapi banyak kehilangan homogenitas. Dialek yang berbeda muncul di Mesopotamia, Babilonia, Levant dan Mesir. Namun, Bahasa Aram yang dipengaruhi Bahasa Akkadia di Assyria, dan lalu di Babilonia, mulai dipakai luas. Seperti yang dideskripsikan dalam Kitab 2 Raja-Raja (2 Raj. 18:26), Hizkia, Raja Yehuda, bernegosiasi dengan Duta Besar Assyria dalam Bahasa Aram, sehingga orang awam tidak mengerti pembicaraan mereka. Sekitar 600 SM, Adon, Raja Kanaan, menggunakan Bahasa Aram untuk menulis kepada Firaun Mesir.

'Chaldee' atau 'Bahasa Aram Khaldea' digunakan sebagi istilah umum untuk Bahasa Aram Dinasti Khaldea (Kasdim) di Babilonia. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan Kitab Suci Bahasa Aram, yang ditulis dalam gaya kemudian. Bahasa ini tidak sama dengan Bahasa Neo-Aram Khaldea modern.

BAHASA ARAM IMPERIAL
Sekitar 500 SM, mengikuti penaklukan Mesopotamia oleh Akhemenid dibawah Darius I, Bahasa Aram (seperti yang telah digunakan pada wilayah tersebut) digunakan oleh para penakluk sebagai "kendaraan untuk komunikasi tertulis, antara wilayah yang berbeda dari kekaisaran besar dengan bangsa dan bahasa yang berbeda. Penggunaan satu bahasa resmi, yang telah digelarkan Bahasa Aram Resmi atau Bahasa Aram Imperial oleh kesarjanaan, dapat diasumsikan telah banyak menyumbang keberhasilan Akhemenid dalam mempertahankan wilayah mereka yang jauh, bersamaan dengan untuk kurun waktu yang lama yang mereka telah lakukan". Pada Tahun 1955, Richard Frye mempertanyakan Klasifikasi Bahasa Aram Imperial sebagai 'bahasa resmi', mencatat bahwa tidak terdapat dekrit dan tidak jelasnya persetujuan status bahasa khusus apapun. Frye mengklasifikasikan kembali Bahasa Aram Imperial sebagai lingua franca dari wilayah Akhemenid, selanjutnya mengusulkan bahwa penggunaan Bahasa Aram era-Akhemenid lebih menyerap daripada yang umumnya dipikirkan.

Bahasa Aram Imperial sangat distandarisasi; ortografinya didasarkan dari akar sejarah daripada dialek yang dituturkan, dan pengaruh Persia yang tidak dapat dihindari memberikan bahasa ini kejelasan dan fleksibilitas kuat. Selama berabad-abad, setelah runtuhnya Kekaisaran Akhemenid (tahun 331 SM), Bahasa Aram Imperial - atau cukup dekat untuk dikenali - akan tetap berpengaruh dalam berbagai bahasa asli Iran. Naskah Aram dan - sebagai ideogram - Kosakata Aram akan tetap bertahan sebagai karakteristik penting sistem penulisan Pahlavi.

Salah satu koleksi terbesar Teks Bahasa Aram Imperial terdapat pada Batu Kubu Persepolis, yang terhitung sekitar lima ratus teks. Banyak dokumen menyaksikan bentuk Aram ini berasal dari Mesir, dan Elephantine khususnya. Dari mereka, yang paling banyak dikenal adalah Kebijaksanaan Ahiqar, buku aforisme instruktif yang gayanya agak mirip dengan buku peribahasa Alkitab. Bahasa Aram Akhemenid cukup seragam sehingga seringkali sulit untuk mengetahui di manakah sebuah contoh tertentu bahasa ini ditulis. Hanya pemeriksaan saksama yang bisa menunjukkan adanya kata serapan dari sebuah bahasa setempat yang kadangkala terjadi.

Tiga puluh Dokumen Aram dari Bactria baru saja ditemukan. Sebuah analisis diterbitkan pada Bulan November Tahun 2006. Teks tersebut, yang ditulis di atas kulit hewan, menggambarkan penggunaan Bahasa Aram pada Pemerintahan Akhemenid di Bactria dan Sogdiana pada abad ke-4 SM.

BAHASA ARAM SETELAH AKHEMENID
Koin Alexander menampilkan
tulisan bahasa Aram.
Penaklukan oleh Alexander Agung tidak menghancurkan persatuan Bahasa Aram dan kesusasteraan dengan cepat. Bahasa Aram yang membawa kemiripan dengan yang berasal dari Abad ke-5 M, dapat ditemui pada awal Abad ke-2 SM. Seleucid menggunakan Bahasa Yunani dalam Pemerintahan Syria dan Mesopotamia sejak awal pemerintahan mereka. Pada Abad ke-3 SM, Bahasa Yunani mendahului Bahasa Aram sebagai bahasa umum di Mesir dan Syria. Namun, Bahasa Aram setelah Akhemenid terus berkembang dari Yudea, melalui Gurun Syria, dan ke dalam Jazirah Arab dan Parthia.

Penulisan dwibahasa (Yunani dan Aram)
oleh raja India, Ashoka, abad ke-3 SM.
Kitab Suci Bahasa Aram adalah Bahasa Aram yang dapat ditemui dalam empat bagian Kitab Suci Ibrani:
  • Ezra 4:8-6:18 dan 7:12–26 — dokumen dari periode Achaemenid (abad kelima SM) mengenai restorasi kuil di Yerusalem.
  • Daniel 2:4b-7:28 — lima kisah subversif dan pandangan wahyu.
  • Yeremia 10:11 — satu ayat di tengah teks Ibrani yang mengutuk penyembahan berhala.
  • Kitab kejadian 31:47 — terjemahan dari nama-tempat Ibrani.

Kitab Suci Bahasa Aram adalah sedikit dialek hibrid. Beberapa Kitab Suci Bahasa Aram kemungkinan berasal dari Babilonia dan Yudea sebelum jatuhnya Dinasti Akhemenid. Semasa pemerintahan Seleucid, propaganda ketidakpatuhan Yahudi membentuk Bahasa Aram Daniel. Kisah ini kemungkinan ada sebagai tradisi lisan pada tahap paling awal mereka. Hal ini mungkin menjadi satu faktor yang membawa kepada koleksi berbeda dari Kitab Daniel dalam Septuaginta Yunani dan Teks Masoret, yang menghadirkan Ibrani-dipengaruhi Aram yang ringan.

Di bawah kategori Paska Akhemenid adalah Bahasa Aram Hasmonaean, bahasa resmi dari Yudea Hasmonea (142-37 SM). Bahasa tersebut mempengaruhi Bahasa Aram Kitab Suci dari Teks Qumran, dan merupakan bahasa utama dari teks teologikal Non-Biblikal dari komunitas itu. Targum Major, terjemahan dari Injil Ibrani ke dalam Bahasa Aram, awalnya dibuat dalam Bahasa Hasmonaea. Hasmonaea juga muncul dalam kutipan dalam Mishnah dan Tosefta, meskipun diperhalus pada konteks selanjutnya. Bahasa ini juga agak berlainan dengan Bahasa Aram Achaemenid; kata-kata ditulis sebagaimana ia diucapkan daripada menggunakan bentuk etimologisnya.

Targumik Babilonia adalah dialek Paska Akhemenid yang ditemukan dalam Targum Onqelos dan Targum Jonathan. Awalnya, Targum Hasmonaea telah mencapai Babilonia sekitar abad ke-2 atau ke-3. Bahasa tersebut kemudian dibentuk ulang menurut dialek kontemporer Babilonia untuk menciptakan bahasa dari Targum Standar. Penggabungan ini membentuk dasar sastra Yahudi Babilonia selama berabad-abad.

Alkitab Ibrani pada abad ke-11
dalam Targum
Targumik Galilea mirip dengan Targumik Babilonia. Bahasa tersebut merupakan campuran dari sastra Hasmonea dengan dialek Galilea. Targum Hasmonea sampai ke Galilea pada abad kedua, dan telah dikaryakan kembali ke dialek Galilea untuk penggunaan lokal. Targum Galilea tidak dianggap sebagai karya otoritatif oleh masyarakat lain, dan bukti dokumenter menunjukkan bahwa teksnya telah diubah. Dari abad kesebelas, begitu Targum Babilonia telah menjadi normatif, versi Galilea menjadi kuat dipengaruhi olehnya.

Bahasa Aram Dokumenter Babilonia adalah dialek yang digunakan dari abad ketiga. Dialek tersebut merupakan dialek dari dokumen rahasia Babilonia, dan, dari abad kedua belas, semua dokumen rahasia Yahudi ditulis dalam Bahasa Aram. Dialek ini dibuat berdasarkan pada Hasmonea dengan sedikit perubahan. Ini mungkin menjadi bersumber pada fakta bahwa banyak dokumen dalam Bahasa Aram Dokumenter Babilonia merupakan dokumen hukum, sehingga bahasanya harus masuk akal.

Bahasa Aram Nabatea adalah bahasa dari kerajaan Arab Petra. Kerajaannya (c.200 SM-106 M) meliputi tebing timur dari Sungai Yordan, Semenanjung Sinai, dan sebelah utara Jazirah Arab. Orang Nabatea mulai menggunakan Bahasa Aram daripada Bahasa Arab Utara Kuno. Hal ini mungkin terjadi karena kepentingan dagang. Sementara itu, dialek ini berdasarkan pada Akhemenid dengan sedikit pengaruh dari Bahasa Arab:
'l' selalu berubah ke 'n', dan ada sedikit kata serapan Bahasa Arab. Beberapa Prasasti Aram Nabatea ada dari era awal pemerintahan ini, tetapi kebanyakan dari empat abad pertama masehi. Bahasa ini ditulis dalam aksara kursif yang merupakan pendahulu dari Aksara Arab modern. Nomor dalam kata serapan Bahasa Arab bertambah sepanjang abad, hingga, pada abad keempat, Bahasa Aram Nabatea bergabung dengan Bahasa Arab.

Bahasa Aram Palmyra adalah dialek yang digunakan di kota Palmyra, Gurun Syria, dari Tahun 44 SM hingga Tahun 274 M. Dialek ini ditulis dalam aksara berbulat, yang kemudian memberi sandi ke Estrangela kursif. Seperti Bahasa Aran Nabatea, Bahasa Aram Palmyra dipengaruhi oleh Bahasa Arab, tetapi hanya sedikit.

Bahasa Aram Arcasid adalah bahasa resmi Kekaisaran Parthia (247 SM-224 M). Selanjutnya, dialek ini berada di bawah pengaruh Bahasa Aram kontemporer, Georgia, dan Persia. Setelah Dinasti Sassaniyah yang berbahasa Persia menaklukan Parthia, Arcasid memengaruhi penggunaan Bahasa Sassaniyah.

ARAM TIMUR KUNO AKHIR
Dialek yang disebutkan dalam bagian akhir semuanya diturunkan dari Aram Imperial Archamenid. Akan tetapi, dialek regional yang bervariasi dari Bahasa Aram Purba Akhir diteruskan bersama bahasa-bahasa lisan yang sederhana. Bukti awal untuk dialek lisan ini dikenal hanya melalui pengaruh mereka pada kata dan nama dalam dialek yang lebih standar. Akan tetapi, dialek regional ini menjadi bahasa tertulis pada abad ke-2 SM. Dialek tersebut memantulkan arus dari Bahasa Aram yang tidak bergantungan pada Bahasa Aram Imperial, dan menunjukkan pembagian jelas antara Kawasan Mesopotamia, Babilonia di Timur, dan Yudah, Syria, di Barat.
Pada Bagian Timur, Dialek Palmyra dan Bahasa Aram Arcasid bergabung dengan bahasa regional untuk menciptakan bahasa dengan kaki pada Imperial dan Aram regional. Selanjutnya, Bahasa Aram Arcasid menjadi bahasa liturgikal dari agama Manda, Mandanea.
Dalam kerajaan Osrhoene yang terletak di Edessa dan didirikan pada Tahun 132 SM, dialek regional menjadi bahasa resmi: Suryani Kuno. Pada hulu sungai Tigris, Bahasa Aram Mesopotamia Timur berkembang pesat, dengan bukti dari Hatra, Asyur dan Tur Abdin. Tatian, penulis dari injil yang diselaraskan, Diatessaron, berasal dari Asyur, dan mungkin menulis karyanya (172 M) di Mesopotamia Timur dibandingkan dari Suryani atau Yunani. Di Babilonia, dialek regional telah digunakan oleh masyarakat Yahudi, Yahudi Babilonia Kuno (dari c.70 M). Bahasa harian ini semakin dipengaruhi oleh Bahasa Aram Biblikal dan Targumik Babilonia.

ARAM BARAT KUNO AKHIR
Dialek regional Bahasa Aram Barat mengikuti haluan sama dengan timur. Dialek tersebut agak berbeda dari dialek timur dan Bahasa Aram Imperial. Bahasa Aram hadir berdampingan dengan Dialek Kanaan, dan akhirnya menggantikan Bahasa Fenisia pada abad ke-1 SM dan Ibrani sekitar abad ke-4 M.
Bentuk dari Bahasa Aram Barat Klasik yang digunakan oleh masyarakat Yahudi adalah bukti terbaik, dan biasanya disebut Yahudi Palestina Kuno. Bentuk tertuanya adalah Yordania Timur Kuno, yang kemungkinan datang dari Kawasan Caesarea Philippi. Dialek ini merupakan dialek pada Manuskrip Enoch (c.170 SM). Fase bahasa selanjutnya disebut Yudea Kuno pada abad kedua. Sastra Yudea Kuno dapat ditemukan dalam berbagai prasasti dan surat pribadi, kutipan dalam Talmud, dan tanda terima dari Qumran. Edisi pertama Peperangan Yahudi karya Josephus telah ditulis dalam Yudea Kuno.
Dialek Yordania Timur Kuno terus digunakan pada abad pertama Masehi oleh masyarakat pagan yang tinggal di sebelah timur Yordania. Dialek mereka disebut Palestina Kuno Pagan, dan bahkan telah ditulis dalam skrip kursif yang agak sama dengan yang digunakan untuk Suryani Kuno. Dialek Palestina Kuno Kristen mungkin bangkit dari yang pagan, dan dialek ini mungkin terlibat dalam kecenderungan terhadap Aram Barat yang ditemukan dalam Injil Suryani Kuno Timur.

BAHASA-BAHASA SEMASA YESHUA (Yesus Kristus)
Selama Yeshua hidup, pada abad pertama masehi dari penjajahan Romawi di Israel, Bangsa Yahudi dipercaya menuturkan Bahasa Ibrani dan Aram. Selain itu, Koine Yunani adalah bahasa administrasi dan perdagangan Romawi, dan telah dipahami oleh orang yang berada dalam lingkup pengaruh urban. Bahasa Latin dituturkan oleh Tentara Romawi, tetapi tidak memengaruhi tatanan linguistik yang ada.

PENGOLAH KATA ARAM
Pengolah Kata Bahasa Aram pertama di dunia dikembangkan tahun 1986–1987 di Kuwait oleh seorang ahli teknologi informasi muda bernama Sunil Sivanand, yang kini merupakan Direktur Pelaksana dan Kepala Arsitek Teknologi di Acette. Sunil Sivanand membuat sebagian besar generasi karakter dan pemrograman pada generasi pertama IBM PC. Proyek ini disponsori oleh Daniel Benjamin, yang merupakan pelindung dari kelompok individu yang bekerja untuk memelihara dan memulihkan Bahasa Aram.


sumber : Bahasa Aram - Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Aram
beberapa gubahan diusahakan oleh : http://peshitta-indonesia.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.